Translate This Site

Kamis, 25 Desember 2014

Situs Prasejarah Pekauman Bondowoso

      Situs pekauman terletak di Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Benda-benda cagar budaya Situs Pekauman tersebar di empat desa, yaitu di desa Pekauman, Wanisodo, Taman, dan Tegal Mijin. Di empat desa tersebut terdapat 462 benda cagar budaya. Benda-benda cagar budaya tersebut merupakan batu neolitikum yang umurnya diyakini tertua di Pulau Jawa. Di desa Pekauman terdapat tujuh jenis benda cagar budaya/batu neolitikum, diantaranya:


1.  Batu Kenong


     Batu kenong merupakan batu yang berbentuk seperti tabung/silinder dengan tonjolan di puncaknya. Batu ini diyakini sebagai pondasi bangunan pada zaman Blambangan kuno. Pada zaman itu, masyarakat setempat melubangi kayu yang akan dijadikan penyanggah bangunan. Lubang pada kayu itu kemudian diletakkan di atas tonjolan pada batu kenong.
      Selain sebagai pondasi bangunan, mayarakat setempat meyakini bahwa bato kenong juga digunakan sebagai penanda batas wilayah dan juga dianggap sebagai lambang kesuburan bagi wanita. Karena dilihat dari bentuknya, batu kenong mirip dengan payudara wanita.
 
2.  Dolmen




     Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Dolmen yang terdapat di situs Pekauman diyakini oleh masyarakat setempat digunakan sebagai tempat peletakan sesaji untuk Dewa Siwa dan Dewi Durga.


3.  Sarkofagus



     Sarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenazah. Sarkofagus umumnya dibuat dari batu. Kata "sarkofaus" berasal dari bahasa Yunani σάρξ (sarx, "daging") dan φαγεῖνειν (phagein,"memakan"), dengan demikian sarkofagus bermakna "memakan daging".
     Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam, sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah.
     Batu sarkofagus yang ada di Situs Pekauman terdiri dari dua bagian yang masing-masing berbentuk memanjang.  Batu di bagian bawah berfungsi sebagai alas mayat, sedangkan batu di atas berfungsi sebagai penutup mayat.
     Di Situs Pekauman, hanya terdapat sedikit batu sarkofagus. Jumlahnya hanya tiga buah. Jika dilihat dari jumlahnya, menunjukkan bahwa sarkofagus hanya digunakan untuk mengubur kalangan bangsawan pada waktu itu.

4.  Arca Menhir



     Arca Menhir merupakan patung batu yang dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang. Patung batu ini merupakan tanda peringatan dan lambang arwah nenek moyang. Terdapat dua arca menhir di situs Pekauman, yaitu Batu Nyai (Nenek) dan Batu Jei (Kakek). Tahun penemuan Batu Nyai tidak dapat diidentifikasi, karena batu ini berumur sangat tua. Saat ini bentuk dari Batu Nyai sudah rusak, karena faktor alam seperti hujan dan angin. Oleh karena itu, pada tahun 1985 Museum Trowulan Mojokerto membangun pondasi untuk melindungi Batu Nyai dari kerusakan.
     Sedangkan Batu Jei (kakek) yang tingginya sekitar 2 meter ditemukan pada tahu 2011 oleh Bapak Amsari, yang merupakan juru pelihara di Situs Pekauman. Batu tersebut ditemukan pada hari minggu malam. Pada saat itu rektor dari bali datang untuk membeli Batu Jei dengan harga berkisar 1 Miliar. Namun masyarakat sekitar tidak setuju untuk menjual batu ini, karena Batu Jei merupakan situs bersejarah kota Bondowoso. Akhirnya, penemu batu tersebut yakni Bapak Amsari mengirim dan menitipkan Batu Jei ke Museum Empu Tantular di Sidoarjo untuk dirawat. Karena kota Bondowoso pada saat ini belum mempunyai museum cagar budaya.

5.  Dakon
     Dakon merupakan batu yang berbentuk kursi tahta. Batu tersebut diyakini sebagai kursi raja pada zaman kerajaan di Bondowoso kuno. Batu tersebut sekarang terdapat di pabrik kertas Bondowoso.

6.  Lumpang
    Lumpang merupakan batu neolitikum yang fungsinya mirip dengan batu kenong. Yaitu sebagai pondasi bangunan. Perbedaannya, batu lumpang tidak memiliki tonjolan pada bagian atasnya. Namun pada batu ini terdapat lubang yang digunakan untuk menyanggah kayu untuk bangunan.

7.  Kubur Batu
 




     Kubur batu memiliki fungsi yang sama seperti sarkofagus, yaitu sebagai tempat peletakan mayat. Pebedaannya, jika sarkofagus diletakkan di permukaan tanah, kubur batu diletakkan di bawah tanah. Di situs pekauman, kubur batu sulit untuk didokumentasikan, karena letaknya di bawah tanah. 
 
(teks: Oki)


POJOK BAHASA: Teks Laporan Hasil Observasi
  • Teks laporan hasil observasi adalah tulisan yang memaparkan hasil penelitian.
  • Struktur teks laporan hasil observasi: pernyataan umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat.